AKHLAK MUSLIM DI ROBIN HOOD
Film adalah sebuah media yang dahsyat untuk propaganda dan menyampaikan nilai-nilai. Bahkan “dakwah” Hollywood lebih dahsyat dari pada propaganda lainnya, karena disampaikan secara halus.
Ada film-film yang menampilkan wajah islam yang netral, bersahabat, bahkan positif. Misalnya dalam Robin Hood : Prince of Thieves (sutradara Kevin Reynold, 1991). Coba perhatikan persahabatan antara Robin of Locksley (Kevin Costner) dengan Azeem (Morgan Freeman). Di film itu diperlihatkan betapa cerdas dan canggihnya bahkan berakhlaknya seorang muslim. Azeem memperkenalkan teleskop dan teknik persalinan. Dia juga setia tidak melanggar syariat, seperti minum arak yang menjadi tradisi mereka, seperti tercantum dalam dialognya dengan Friar Truck.
Lihat juga betapa bijaknya Azeem saat ditanya seorang gadis cilik mengapa dirinya hitam. “Apakah tuhan mencatmu?” Azeem dengan santai menjawab “Tentu saja, because Allah loves wondrous varietas.”
Atau ingat saat yang lain menolak untuk membantu Robin Hood. Dengan penuh keberanian, Azeem berteriak lantang : “English!English! Behold, Azeem Edin Bashir Al Bakir. I am not one of you, but I fight! I fight with Robin Hood. I fight against a tyrant who holds you under his boot! If you would be free men, then you must fight! Join us now Robin Hood”
SALAHUDDIN DI KINGDOM OF HEAVEN
Atau yang masih segar dalam ingatan kita adalah Kingdom of Heaven (Sir Ridley Scott, 2005). Film ini fokusna pada Balian of Ibelin yang diperankan Orlando Bloom. Tapi di film besar ini, digambarkan betapa mulianya seorang Saladin alias Salahuddin Al-Ayyubi, dan betapa mulianya kaum muslimin yang menjadi anak buahnya. Film ini bisa dibilang adalah versi paling netral, bahkan paling positif, dari perang salib abad pertengahan.
Percakapan antara Saladin (Ghassan Massoud) dengan raja Baldwin IV (Edward Norton)yang menderita lepra juga begitu legendaris. Dua rajaitu ternyata bersahabat dan sebenarnya mempunyai mimpi yang sama, yaitu menjadikan Yerussalem menjadi kota tiga agama dengan damai, menjadi “Kingdom of Heaven”. Dijelaskan juga bahwa Saladin menolong Baldwin melawan kustanya, dengan mengirim tabib. Dan betapa iman, perencanaan yang matang, dan rasionalitas menyatu dalam diri Saladin.
Dari sisi produksi, film ini juga dekat dengan umat islam. Misalnya, figuran yang berjumlah 1500 tentara Maroko yang semuanya muslim, atas izin Raja Mohammed VI.
WAJAH POSITIF LAIN
Wajah positif lain adalah The 13th Warior (John McTiernan, 1999) yang diadaptasi dari novel Eaters of the Dead Michael Chricton. Di film itu ada dua tokoh Ahmed Ibn Fahdlan Ibn Al Abbas Ibn Rashid Ibn Hamad (Antonia Banderas) yang cerdas dan mengajarkan kalimat tauhid.
Selain ada yang positif, ada juga yang cenderung netral. Misalnya film tentang tokoh-tokoh yang kebetulan beragama Islam seperti Malcolm X dan petinju legendaris Muhammad Ali. Keduanya digambarkan, tapi tentu saja bukan aktivitas keislamnya.
Dalam Malcolm X (spike Lee, 1992), Denzel Washington bermain bagus sebagai tokoh yang bernama El-Hajj Malik Al-Shabazz itu. Memang ada sisi keislaman, seperti naik haji dan menyadari bahwa ketakwaan bukan dilihat dari warna kulit seperti yang diajarkan oleh Nation of Islam. Tapi Spike Lee yang memang orang kulit hitam radikal itu lebih menyoroti soal rasialisme.
Tentang film ini, ada hal menarik. Saat diputar pada sebuah acara Ramadhan tahun 1997 di Indonesia, ketika adegan di bar dan Malcolm masih Jahiliyah, seorang peserta berdiri dan berteriak “mana sisi keislamannya ?” Emha Ainun Nadjib, yang kala itu menjadi narasumber di program berikutnya, itu mengatakan : “itu adegan kemungkaran,. Memang kalau mau meghilangkan munkar, harus tahu dulu munkarnya seperti apa?”
Tapi setidaknya, masyarakat Amerika tahu tentang sosok pejuang yang mati syahid karena ditembak saat ceramah ini. Sementara film Ali(Michael Mann, 2001), yang bercerita tentang Muhammad Ali, juga digambarkan dengan apa adanya dan memfokuskan pada karier tinju dan kehidupan pribadi, termasuk hobinya yang suka gonta-ganti pasangan –menurut film ini. Petinju yang terkenal lewat jargon “Float like a butterfly, sting like a bee His hands can’t hit what his eyes can’t see” ini diperankan oleh Will Smith. Saking mendalaminya, Will dekat dengan Ali bahkan ada isu Will mendalami dan masuk agama Islam.
LEBIH BANYAK MINORNYA
Tapi, hal-hal positif dan netral tentang Islam itu sebenarnya minoritas. Justru hal-hal negatifnya yang banyak muncul. Daniel Mandel menulis “Muslim on the Silver Screen” di Middle East Quartley Spring 2001 yang isinya menyatakan bahwa muslim di Hollywood umumnya digambarkan sebagai teroris, Bandar narkoba, dan pekerjaan jahat lainnya. Misalnya soal hukum potong tangan yang diperlihatkan secara sembarangan dalam Aladin(Ron Clement/John Musker, 1992). Atau True Lies (James Cameroon,1994), yang dibintangi Arnold Schwarzenegger dan Jamie Lee Curtis yang sempat dibredel sensor. Dalam film ini digambarkan terorisnya bangsa arab dan tokohnya berpidato persis pidato Tariq bin Ziyad yang legendaris itu.
Atau film The Siege (Edward Zwick, 1998)-di bintangi Denzel Washington, Bruce Willis, dan Annete Benning—yang berisi tentang terorisme berdasarkan jihad Islam yang memperlihatkan modus yang sama persis dengan tragedy WTC.
Jack Valenti, Presiden dan CEO dari Motion Picture Assosiation of Americca menyatakan bahwa industry film Hollywood secara kuat mendukung kebijakan perang Bush melawan terorisme Islam. “Film-film Amerika itu film yang paling menghibur di dunia, dan itulah alasan mengapa budaya mereka mendominasi,” jelasnya.
Sebenarnya sudah lama “wajah” Islam hadir di Hollywood. Misalnya sutradara Mousthopa Akkad sudah menggarap Al-Risalah (The Message, 1976) dan Lion of The Desert (1981) dengan memakai bintang Anthony Quinn. Yang pertama berisi tentang sejarah hidup Nabi Muhammad yang menjadi tontonan wajib anak rohis, dan masuk Nominasi Music Score terbaik di Academy Award 1978, Muhammad Ali ingin menjadi Bilal lho, tapi ditolak Akkad. Sedangkan Lion of The Desert menceritakan tentang jihad Omar Mukhtar, pemimpin Libya yang melawan italia tahun 1911-1931.
[ Sumber : ANNIDA No.6/XV]
No comments:
Post a Comment