Showing posts with label Sakit. Show all posts
Showing posts with label Sakit. Show all posts

Saturday, May 7, 2011

4 Cara Efektif Hindari Sakit Jantung !



Sakit jantung adalah pembunuh paling sadis. Setiap tahun, puluhan juta orang di dunia meninggal akibat penyakit ini dan ada jutaan orang yang divonis sebagai pengidap baru. Sayangnya, sebagian besar masyarakat belum tahu bahwa sakit jantung sebenarnya dapat dicegah melalui cara alami dan pengaturan pola makan.

Perubahan dalam diet dapat menekan risiko mengalami serangan jantung hingga 81 persen.

Para ahli dari Eropa yang tergabung dalam European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC) beberapa tahun terakhir ini melakukan studi mengenai pola dan asupan nutrisi di 10 negara Eropa. Riset ini juga menyusun cara atau strategi dalam menekan risiko mengidap penyakit pembuluh darah dan jantung.

Menurut peneliti dan pakar diet penulis Your Healthy Weight Loss Plan, John Phillip, hasil berbagai riset menunjukkan bahwa penyakit jantung dapat terbentuk sejak awal hidup seseorang dan kemudian berkembang menjadi ancaman mematikan saat mereka beranjak dewasa. Kabar baiknya adalah risiko penyakit jantung dapat dikendalikan dan dihindari dengan membuat perubahan sederhana pada gaya hidup dan diet seseorang.

Riset EPIC yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Internal Medicine menunjukkan bahwa perubahan dalam diet dapat menekan risiko mengalami serangan jantung hingga 81 persen. Melalui pengaturan diet yang tepat, risiko inflamasi dapat diturunkan dan tekanan darah menjadi terkendali.

Para ahli menekankan empat faktor penting yang dapat dilakukan seseorang untuk dapat menghindari risiko mengidap penyakit jantung:

1. Kurangi makanan mengandung karbohidrat olahan, gula, dan padi-padian.

Makanan olahan kini telah menjadi menu pokok setiap hari. Padahal, makanan ini mengandung karbohidrat sederhana yang mudah sekali diproses menjadi glukosa dan menyebabkan gula darah meningkat dalam waktu singkat. Inilah yang menjadi pemicu terjadinya resistensi insulin dan menyebabkan penebalan dalam lapisan endothelial pembuluh koroner. Disarankan untuk secara bertahap mengurangi makanan dari jenis roti, pasta, nasi, makanan bergula, dan semua makanan yang berbahan gandum atau jagung.

2. Batasi minyak nabati Omega-6.

Minyak nabati atau vegetable oil relatif stabil pada suhu ruang dan biasa digunakan dalam hampir seluruh proses pemanggangan dan pengolahan makanan untuk menambah aroma dan membuat lebih awet. Menurut para ahli, mengonsumsi minyak nabati secara berlebihan juga dapat memicu pelepasan zat kimia yang meningkatkan stres oksidatif dan memicu kerusakan pada sistem pembuluh darah. Sebaiknya hindari penggunaan minyak nabati untuk memasak dan batasilah menyantap makanan yang digoreng.

3. Jangan lupakan asam lemak Omega-3

Pola makan modern hampir tidak pernah memasukkan makanan sehat yang mengandung asam lemak Omega-3, yang sebenarnya pernah menjadi bagian dari diet manusia selama berabad-abad. Menurut para ahli, rasio yang ideal antara kandungan asam lemak Omega-6 dan Omega-3 dalam menu makanan 1:1.

Para ahli juga setuju bahwa kebanyakan orang di Eropa saat ini mengasup makanan dengan rasio 20:1. Alhasil, fenomena ini menimbulkan ketidakseimbangan dan memicu inflamasi yang bersifat sistemik. Saran dari para ahli, masukkan jenis-jenis ikan, seperti tuna, salmon, dan sarden, kacang-kacangan, dan biji-bijian untuk menyeimbangkan rasio asupan lemak Anda atau dengan cara mengonsumsi suplemen minyak ikan.

4. Hindari stres oksidatif

Akitivitas normal tubuh seperti bernapas, makan, dan bergerak dapat menghasilkan radikal bebas yang merusak struktur genetik dan menyebabkan kolesterol buruk (LDL) teroksidasi. Kita tidak dapat mencegah proses ini sepenuhnya. Akan tetapi, kita dapat meredamnya dengan cara mengonsumsi sayuran segar, buah-buahan dari jenis beri, dan suplemen tertentu untuk menekan dampak radikal bebas pada kesehatan jantung dan organ lainnya.
Sumber : healtiertalk

Wednesday, April 20, 2011

Briptu Norman Jatuh Sakit Keletihan

Briptu Norman Jatuh Sakit Keletihan

Gorontalo (ANTARA) - Brigadir dua Norman Kamaru, anggota Satuan Brimob Kepolisian Daerah Gorontalo yang meraih ketenaran lewat aksi lipsing lagu India "chaiyya-chaiyya", saat ini terbaring sakit, di klinik kesahatan Polda Gorontalo, Rabu.


Kepala bidang hubungan masyarakat Polda Gorontalo, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Wilson Damanik, di Gorontalo mengemukakan kondisi kesehatan Briptu Norman saat ini masih lemas, butuh istirahat total karena keletihan selama berada di Jakarta dipadati sejumlah agenda.


"Saat ini Norman harus istirahat total dulu, karena hampir dua pekan di Jakarta, hingga kemarin tiba di Gorontalo disambut warga, cukup membuatnya letih," kata Wilson


Dikatakannya sebelumnya Norman, sempat mengeluhkan kondisi kesehatanya yang mulai menurun. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, ternyata tekanan darahnya drop, berat badan berkurang, dan harus diberikan cairan infus.


"Kondisi kesehatannya masih belum stabil, kami tetap memantau perkembangannya," ujar Wilson.


Sementara itu, terkait konser akbar dalam rangka malam syukuran penyambutan kedatangan Briptu Norman, yang direncanakan digelar malam ini, dikatakannya, belum bisa memberikan garansi bisa menghadirkan Briptu Norman, yang masih sakit.


"Kami tidak bisa paksakan Norman hadir di acara tersebut, jika kondisnya belum pulih total," kata Wilson.


Ia berharap, semua pihak mendoakan Briptu Norman, agar bisa tampil lagi memberikan hiburan bagi masyarakat Gorontalo.


"Kami mohon maaf, jika sebentar malam kondisi Norman belum pulih, kami pun tidak bisa berikan garansi sebelum dia sembuh total," tambahnya.

Mengumpat Bisa Mengurangi Rasa Sakit

VIVAnews - Sumpah serapah yang selama ini dianggap tabu, bisa jadi dianjurkan dalam dunia medis. Itu karena penelitian menemukan kalau umpatan memiliki efek obat penghilang rasa sakit yang kuat, terutama bagi orang yang jarang melakukannya.Tim peneliti dari Keele University, Inggris, menguji teori ini pada mahasiswa yang tangannya dicelupkan pada air dingin. Saat memegangnya, mereka mengumpat dengan kata-kata kasar berulang kali. Mereka kemudian diminta melakukan hal itu lagi, tetapi menggunakan frase yang lebih sopan sebagai gantinya. Para peneliti menemukan bahwa mahasiswa mampu menahan tangan dalam air es untuk lebih lama saat melakukan umpatan berulang-ulang.

Hal ini menunjukan adanya hubungan antara umpatan dengan peningkatan toleransi rasa sakit. Mereka juga menemukan bahwa efek tersebut empat kali lebih mungkin bekerja pada mahasiswa yang jarang melakukan umpatan. Tim percaya efek tersebut terjadi karena memicu respons "pertarungan atau pelarian".Denyut jantung cepat mahasiswa yang mengulang umpatan menunjukkan peningkatan agresi. Dalam respons pertarungan klasik atau pelarian, bisa mengecilkan kelemahan dan mendukung toleransi rasa sakit menjadi lebih baik.Hasil penelitian membuktikan bahwa mengumpat tidak hanya memicu respons emosional, tetapi juga fisik. Hal ini mungkin bisa menjelaskan mengapa terdapat sejarah kutukan berusia berabad-abad bahkan masih berlanjut hingga hari ini."Menyumpah, mengumpat atau apapun itu telah dilakukan selama berabad-abad dan bersifat universal dalam fenomena linguistik manusia," kata Dr. Richard Stephens, salah satu peneliti, seperti dikutip dari Telegraph.Menurutnya mengutuk atau mengumpat membangkitkan pusat respons emosi pada otak, yang terdapat di otak bagian kanan. Sedangkan, sebagian besar produksi bahasa terjadi di otak bagian otak kiri.''Penelitian kami menunjukkan alasan potensial mengapa sumpah serapah atau kutukan terus terjadi dan masih ada hingga hari ini," kata Dr. Richard.