
Saturday, May 7, 2011
4 Cara Efektif Hindari Sakit Jantung !

Wednesday, April 20, 2011
Briptu Norman Jatuh Sakit Keletihan
Gorontalo (ANTARA) - Brigadir dua Norman Kamaru, anggota Satuan Brimob Kepolisian Daerah Gorontalo yang meraih ketenaran lewat aksi lipsing lagu India "chaiyya-chaiyya", saat ini terbaring sakit, di klinik kesahatan Polda Gorontalo, Rabu.
Kepala bidang hubungan masyarakat Polda Gorontalo, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Wilson Damanik, di Gorontalo mengemukakan kondisi kesehatan Briptu Norman saat ini masih lemas, butuh istirahat total karena keletihan selama berada di Jakarta dipadati sejumlah agenda.
"Saat ini Norman harus istirahat total dulu, karena hampir dua pekan di Jakarta, hingga kemarin tiba di Gorontalo disambut warga, cukup membuatnya letih," kata Wilson
Dikatakannya sebelumnya Norman, sempat mengeluhkan kondisi kesehatanya yang mulai menurun. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, ternyata tekanan darahnya drop, berat badan berkurang, dan harus diberikan cairan infus.
"Kondisi kesehatannya masih belum stabil, kami tetap memantau perkembangannya," ujar Wilson.
Sementara itu, terkait konser akbar dalam rangka malam syukuran penyambutan kedatangan Briptu Norman, yang direncanakan digelar malam ini, dikatakannya, belum bisa memberikan garansi bisa menghadirkan Briptu Norman, yang masih sakit.
"Kami tidak bisa paksakan Norman hadir di acara tersebut, jika kondisnya belum pulih total," kata Wilson.
Ia berharap, semua pihak mendoakan Briptu Norman, agar bisa tampil lagi memberikan hiburan bagi masyarakat Gorontalo.
"Kami mohon maaf, jika sebentar malam kondisi Norman belum pulih, kami pun tidak bisa berikan garansi sebelum dia sembuh total," tambahnya.
Mengumpat Bisa Mengurangi Rasa Sakit
Hal ini menunjukan adanya hubungan antara umpatan dengan peningkatan toleransi rasa sakit. Mereka juga menemukan bahwa efek tersebut empat kali lebih mungkin bekerja pada mahasiswa yang jarang melakukan umpatan. Tim percaya efek tersebut terjadi karena memicu respons "pertarungan atau pelarian".Denyut jantung cepat mahasiswa yang mengulang umpatan menunjukkan peningkatan agresi. Dalam respons pertarungan klasik atau pelarian, bisa mengecilkan kelemahan dan mendukung toleransi rasa sakit menjadi lebih baik.Hasil penelitian membuktikan bahwa mengumpat tidak hanya memicu respons emosional, tetapi juga fisik. Hal ini mungkin bisa menjelaskan mengapa terdapat sejarah kutukan berusia berabad-abad bahkan masih berlanjut hingga hari ini."Menyumpah, mengumpat atau apapun itu telah dilakukan selama berabad-abad dan bersifat universal dalam fenomena linguistik manusia," kata Dr. Richard Stephens, salah satu peneliti, seperti dikutip dari Telegraph.Menurutnya mengutuk atau mengumpat membangkitkan pusat respons emosi pada otak, yang terdapat di otak bagian kanan. Sedangkan, sebagian besar produksi bahasa terjadi di otak bagian otak kiri.''Penelitian kami menunjukkan alasan potensial mengapa sumpah serapah atau kutukan terus terjadi dan masih ada hingga hari ini," kata Dr. Richard.